Suatu perjalanan...

Saya menulis artikel ini sewaktu di Sandakan dan dalam perjalanan hendak balik ke Kuala Lumpur. Perjalanan hidup insan sekiranya kita menyingkap dan meneliti kembali, merupakan suatu perjalanan yang dirancang oleh Tuhan untuk melihat sekental mana kita melangkap sebagai seorang khalifah di bumi Allah ini. Ada kala nya perjalanan itu berliku. Ada kalanya pula perjalanan itu penuh dengan tawa dan riang. Apa-apa pun biarlah rentak dan nada perjalanan itu selalu merendahkan diri dengan rasa tadarruk mendamba kita kepada Sang Pencipta sekalipun kita seorang pemerintah negara, doktor, peguam mahupun arkitek. Penghujung hidup kita yang pasti akan diliputi kain putih, terbujur di pembaringan menunggu diusung ke liang lahad dan semua itu pasti belaka.

Hati yang miskin...jiwa yang hambar...

Insan tetap insan. Selalu kecundang.  Hanya jiwa insan selalu Allah tekan dengan ujian demi ujian yang getir dan kepayahan akan sentiasa bulat, tunduk dan patuh kepada ketentuan Penciptanya. Jiwa yang tulus dan mulus hanya dipupuk dengan didikan Tuhan yang berupa ujian.

Ayuh kita renungi kembali saat-saat getir yang kita alami selama kita hidup. Pada ketika getir itu kita merasakan dunia ini berada di pengakhiran, diri ini akan kecundang. Tetapi lihatlah hari ini berapa banyak saat-saat getir telah pun kita harungi atas bantuan Ilahi. Ketika sakit, kita menyebut dengan tak sengaja hati kita mengeluh dan mengadu "Ya Allah... aku sakit ya Allah". Ketika diri dianiaya kita akan tersentap dan tersentuh mengadu kepada yang Esa "Ya Allah, kenapa lah diri aku begini Ya Allah. Saat dan ketika ini lah jiwa insan akan bulat mengharapkan pertolongan Ilahi. Hebat sekali Allah mendidik hati insan yang Dia pilih dan yang Dia sayang.